1.17.2021

Terpujilah ALLAH


Hati Calvin untuk ALLAH


Sinclair B. Ferguson

"Saya menyebutnya "kesalehan" berarti penghormatan yang di gabungkan dengan kasih Allah yang dihasilkan oleh pengetahuan dari berkat-berkat-Nya. Karena sampai manusia menyadari bahwa mereka berutang segalanya kepada Allah, bahwa mereka dipelihara oleh perhatian kebapaan-Nya, bahwa Dia adalah Pencipta dari segala kebaikan mereka, bahwa mereka seharusnya tidak mencari apa pun melampaui Dia - maka mereka tidak akan pernah memberikan pelayanan yang tulus kepada-Nya. Tidak, jika mereka tidak meneguhkan kebahagiaan sempurna mereka di dalam Dia, maka mereka tidak akan pernah memberikan diri mereka sesungguhnya dan setulusnya kepada-Nya" - John Calvin

John Calvin adalah salah satu dari sekian banyak orang Kristen yang paling pendiam, yang jarang mengungkapkan kepada publik berbagai hal yang dipikirkan di dalam hatinya. Hanya sesekali dia melepaskan selubungnya, sebagai contoh dalam pendahuluannya pada commentary on the Psalms-nya. Disini dia mengakui dirinya memiliki "kecondongan yang agak kasar dan segan, yang menuntun saya untuk selalu menyukai ketenangan dan kesendirian."
Lalu bagaimana seorang sarjana humanis muda yang pendiam, rajin belajar, serius ini, pada akhir tahun 1520-an dan awal 1530-an menjadi kekuatan yang luar biasa dalam pelayanan akan Injil?
Jawaban yang paling sederhana ditemukan dalam sebuah surat yang dia tulis pada tahun 1564 kepada sahabat dan koleganya Guillaume Farel: "Adalah cukup jika saya hidup dan mati bagi Kristus, yang bagi semua pengikut-Nya adalah sebuah keuntungan, baik dalam kehidupan maupun kematian." 

Gema dari kesaksian Paulus adalah benar: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Filipi 1: 21). Karena moto ini selalu berhubungan dengan Calvin: "Saya mempersembahkan hati saya kepada-Mu, Tuhan, dengan siap sedia dan setulusnya (Cor meumtibi offero, Domine, prompte et sicere)

Calvin kelihatannya sadar akan dua hal yang membentuk dia: pembaruan berdaulat Allah dalam hidupnya dan transformasi progresifnya untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus.